Saat ibu mengandung 4 bulan dia sering letih dan lesu....
Sering Muntah,, serta pandangan rabun,,
Dia sanggup menahan agar tidak memakan makanan yang bisa berpengaruh pada anaknya....
9 Bulan dia membawa kita kenapun tanpa letih dan sesal,, dia yakin bahwa anak yg ada di dalam kandungannya pasti lucu... sudah terngiang-ngiang rasa senangnya......

Saat kita dilahirkan , Dia mempertaruhkan nyawanya di dalam pikirannya dia hanya berdoa " ya tuhan selamatkan anak titipanmu ini,,, hanya dia harapanku. " Dia lupa berdoa untuk dirinya sendiri.....

Saat kita masih berumur 8 bulan kita kita sering buang air dipaha ibu kita .... bayangkan jika paha ibu kita itu sebongkah batang pohon maka akan rapuh dan hancur,,,...

Saat kita meminta makanan yang sudah dimakannya , dia tanpa pikir panjang memberikan semuanya kepada kita ....
dia memandikan kita.... penuh dengan rasa kasih sayang,,,

Lihat sekarang Setelah kau besar,, kau menjadi anak yang sering membantah,,, sering membuat ibu mu menangis ,, kau sering berkata kasar... sampai sampai dia mengelus dada dan menarik nafas yang panjang...... Kau malu bila bertemu dengan ibu dan ayah mu,, apalagi saat teman2 mu ad...
kau malu karena mereka suah tua,, dan karena pakaian mereka kotor,,

Kau tak pernah menyadari ,, keriput dan bungkuknya tubuh mereka karena bekerja keras untukmu....
kau tak pernah menyadari ,, menghitamnya kulit ibu dan ayah adalah bukti kasih sayang yang tulus kepadamu,,....

Ibu dan ayah tak pernah menyesal mempunyai anak yang tak berbakti,,,
karena apa yg mereka berikan tulus tanpa mengharap ganti....


Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah.

Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita.
Tapi, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari orang tua kita?
Cemas apakah orang tua kita sudah makan atau belum? Cemas apakah orang tua kita sudah bahagia atau belum?
Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi orang tua
kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata “MENYESAL” di kemudian hari.


Buat apa Air mata...
Buat apa Sekuntum bunga...
Buat apa Penyesalan.....


JIKa Dia Telah Berangkat.......T_T

0 komentar:

Posting Komentar

top